Minggu, 12 Juni 2016

HUSNUL KHOTIMAH


OLEH : MUBAROK,S.Ag
A.Pengertian Husnul Khotimah .
Husnun artinya “Baik”, Alkhotimah artinya “ akhir”. Jadi Khusnul khotimah artinya adalah “baik akhirnya”.
Maksudnya adalah “seseorang yang pada waktu akhir hidupnya (wafatnya) dalam keadaan baik islam, iman dan Ihsanya”.

B.Dalil tentang Husnul Khotimah . 

1.Firman Alloh Swt :
Artinya :  “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim (berserah diri)”. [Ali Imran : 102]

2. Hadits Nabi saw :
إنَّمَا الأَعْمَالُ بِالخَـوَاتِيْمُ رواه البخاري وغَيْرُهُ.
Artinya : “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. [HR Bukhari dan selainnya]

Berdasarkan Alqur’an dan hadits hadits diatas maka keadaan seseorang saat tutup usia memiliki nilai tersendiri, karena balasan baik dan buruk yang akan diterimanya tergantung pada kondisinya saat tutup usia.
Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang shalih sangat merisaukannya. Mereka melakukan amal shalih tanpa putus, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal.

C. Tanda tanda mati Husnul Khotimah.
Tanda-tanda husnul khatimah banyak yang telah disimpulkan oleh para ulama dengan penelitian terhadap nash-nash yang terkait. Di sini kami bawakan sebagian tanda-tanda tersebut, di antaranya :

1. Mengucapkan kalimat syahadat saat akan meninggal.
Rosullulloh Saw bersabda :
مَنْ كَانَ آخِرُ كـلاَمـِهِ : لاَ إِ لَهَ إِ لاَ اللهُ دَخـَلَ الجـَــنَّةَ.
Artinya : “Barangsiapa yang akhir ucapannya لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ , maka ia masuk surga”.(HR. Hakim)

2. Meninggal dalam keadaan melakukan amal shalih.
Nabi Saw bersabda :
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ صَامَ يَوْمًا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ خُتِمَ لَهُ بِهَا دَخَلَ الْجَنَّة رواه أحـمـد وغـيْره.َ
Artinya : “Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah karena mencari wajah (pahala) Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa berpuasa karena mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri dengannya, maka ia masuk surga. Barangsiapa bershadaqah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk surga. (HR Imam Ahmad dan selainnya)”.

3. Meninggal pada malam Jum`at atau siangnya.
Rasulullah Saw bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Artinya : “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum`at atau malam Jum`at, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur”. [HR Ahmad dan Tirmidzi]
Akan tetapi, ketahuilah wahai saudara-saudaraku, bahwa terlihatnya salah satu di antara tanda-tanda itu pada satu mayit, bukan berarti dia pasti menjadi penduduk Surga. Namun diharapkan, itu sebagai pertanda baik baginya. Sebagaimana jika tanda-tanda itu tidak pada satu mayit, maka janganlah divonis bahwa seseorang ini tidak baik. Semua ini merupakan masalah ghaib yang hanya diketahui oleh Allah Azza wa Jalla.

D.Kisah orang mati Husnul Khotimah
Dalam kitab Siyarul A`lam an-Nubala` karya Imam ad-Dzahabi disebutkan bahwa Abu Tsa`labah berharap pada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia dimatikan dalam kondisi sujud. Apakah permintaannya dikabulkan?
Rupanya Allah mengabulkannya. Ketika ia sedang menunaikan shalat malam (Qiyamul Lail), ia meninggal dalam kondisi sujud.
Suatu malam, putrinya bermimpi bahwa ayahnya telah meninggal, seketika itu juga ia bangun. Lantas ia panggil ibunya:
“Di mana ayah, bu?”
“Ayahmu di mushallah”
Segera putrinya memanggil Abu Tsa`labah, tetapi Abu Tsa`labah sama sekali tak menjawabnya. Berbegas ia bangunkan ayahnya namun apa yang didapat?  Ternyata ayahnya sudah meninggal dunia dalam keadaan bersujud.
Maha Besar Allah.  Alangkah bahagianya Abu Tsa`labah meninggal dunia sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kelak ketika Hari Kebangkitan tiba, ia akan dibangkitkan dalam kondisi sujud. Ia telah mendapatkan khusnul khatimah (akhir –kematian- yang baik) di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar