Selasa, 19 April 2016

BAHAYA BERLIDAH DUA



OLEH: MUBAROK,S.Ag


A.Pengertian Berlidah Dua (Dzullisaanaini)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Berlidah dua artinya adalah :
“Kata-katanya tidak tetap (di sini berkata begini, di lain tempat lain pula bicaranya)”.

Menurut Imam An-Nawawi , “Yang dimaksud dengan orang bermuka dua atau berlidah dua ialah orang yang datang kepada satu kelompok dengan menampakkan seolah-olah dirinya berada di pihak mereka dan berseberangan dengan pihak lawannya. Tetapi dalam waktu yang sama, dia juga datang kepada kelompok lain dan melakukan hal yang serupa”.
Dalam konteks sekarang, orang seperti ini barangkali bisa disebut sebagai oportunis. Orang yang selalu mencari selamat dan tidak mempunyai idealisme. Yang menurut imam ghozali dikatakan sebagai kemunafikan yang sebenarnya.

B.Dalil tentang tercelanya berlidah dua.

1.Q.S  Al-baqoroh ayat 8
Alloh berfirman :
WA MINANNAASI MAN YAQUULUU AAMANNA BILLLAHI WAL YAUMIL AAKHIRI  WAMAAHUM BI MUKMINIIN.
Artinya : “Dan sebagian dari manusia ada yang berkata: ‘Kami percaya kepada Allah dan Hari Kemudian’, padahal tidaklah mereka itu orang-orang yang beriman”. (Q.s Al-baqoroh : 8)

2.HR Bukhori
'Ammar bin Yasir berkata: "Rasulu'llah Saw bersabda:

من كان له وجهان في الدنيا كان له لسانان من نار يوم القيامة
(Man kaana lahu wajhaani fiddun-ya kaana lahu lisaanaani minnaarin yaumal-qiyaamati)

Artinya: "Barangsiapa mempunyai dua muka di dunia, niscaya mempunyai dua lidah dari api neraka, pada hari kiamat".(HR.Bukhori)).

3.HR BUkhori Muslim
Abu Hurairah berkata:  Rosulu'llah Saw  bersabda:

تَجِدُوْنَ مِنْ شَرِّ عِبَادِ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلاَءِ بِحَدِيْثٍ وَهَؤُلاَءِ بِحَدِيْثٍ
(Tajiduuna min syarri ibaadillaahi yaumal-qiyaamati, dzal-wajhainilladzii ya'tii haa-ulaa-i bi-hadiitsin wa haa-ulaa-i bihadiitsin-wa fii laf-dhin aa-khorol-ladzii ya'tii haa-ulaa-i bi-wajhin wa haa ulaa-i bi- wajhin).
Artinya: "Akan kamu dapati diantara hamba-hamba Allah yang jahat pada hari kiamat, orang yang bermuka dua, yang mendatangi mereka ini dengan suatu pembicaraan dan mereka itu dengan suatu pembicaraan". Dan menurut bunyi yang lain: "Yang mendatangi mereka ini dengan suatu muka dan mereka itu dengn suatu muka".(HR Bukhori dan Muslim ).

C.Bahaya Berlidah dua.

1.Dimurkai oleh Alloh
Malik bin Dinar berkata: "Aku membaca dalam Taurat: "Rusaklah amanah, dimana seorang laki-laki serta temannya, dengan dua bibir yang berlainan. Dibinasakan oleh Allah Ta'ala pada hari kiamat, tiap-tiap yang berbibir dua yang berlainan.

Nabi     Saw bersabda:
أبغض خليقة الله إلى الله يوم القيامة الكذابون والمستكبرون والذين يكثرون البغضاء لإخوانهم في صدورهم فإذا لقوهم تملقوا لهم والذين إذا دعوا إلى الله ورسوله كانوا بطاء وإذا دعوا إلى الشيطان وأمره كانوا سراعا
(Abghodlu khaliiqatillaahi ilalloohi yaumal-qiyaamatil-kadz-dzaabuuna wal mustakbiruuna wal-ladziina yuk-tsiruunal-baghdloo-a li ikh-waanihim fii shuduurihim, fa idzaa laquuhum tamallaquu lahum, wal ladziina idzaa du'uu ilalloohi wa rosuulihi, kaanuu buthoo-an wa idzaa du-'uu ilasy-syai thaani wa amrihi kaanuu siro'aa).
Artinya: "Makhluk Allah yang amat dimarahi oleh Allah pada hari kiamat,ialah: orang-orang pendusta, orang-orang sombong dan mereka yang membanyakkan kemarahan dalam dadanya kepada temannya. Apabila mereka bertemu dengan temannya, niscaya mereka berminyak-minyak air. Dan mereka, apabila dipanggil kepada jalan Allah dan Rasul-Nya, niscaya me­reka itu lambat. Dan apabila dipanggil kepada (jalan) setan dan urusannya niscaya mereka itu cepat".(AlHadits).

2.Dianggap sebagi orang Munafik.
Ibnu Mas'ud berkata: "Janganlah ada seseorang kamu itu imma'ah !". Mereka lalu bertanya: "Apakah imma'ah itu ?". Ibnu Mas'ud menjawab: "Orang yang bersikap menurut angin". Mereka (para orang-orang sufi) sepakat, bahwa pertemuan dua orang de­ngan dua muka itu nifaq (suatu kemunafikan). Dan nifaq itu mempunyai banyak tanda. Dan salah satu tandanya adalah berlidah dua.

3.Jika Mati boleh tidak di sholati
Diriwayatkan, bahwa seorang laki-laki dari sahabat Rasulu'llah Saw meninggal. Lalu Hudzaifah tidak bershalat jenazah kepadanya. Maka 'Umar r.a. bertanya kepada Hudzaifah: "Seorang laki-laki dari sahabat Rasulu'­llah Saw meninggal dan engkau tidak bershalat kepadanya". Maka Hudzaifah menjawab: "Wahai Amirul-mu'minin! Karena dia terma­suk orang munafik".

Lalu Umar menjawab: "Demi Allah ! Aku minta tolong padamu, apakah aku ini termasuk diantara mereka atau tidak ?".

Hudzaifah menjawab: "Alloohumma (ya Allah, ya Tuhanku) ! Tidak ! Dan aku tidak merasa aman daripadanya seseorang, sesudah engkau". Kalau anda bertanya: "Dengan apakah orang menjadi berdua lidah dan apa batasnya yang demikian?".

Aku menjawab, bahwa apabila orang itu masuk ke tempat dua orang yang bermusuhan dan ia bersikap mujamalah (berbuat-buat baik) terhadap masing-masing dari dua orang tadi dan benar dalam hal itu, niscaya ia bukan orang munafik dan bukan orang berlidah dua. Karena seseorang kadang- kadang berbuat-buat persaudaraan terhadap dua orang yang bermusuhan. Tetapi persandaran yang lemah itu tidak sampai kepada batas ukhuwwah (persaudaraan yang sebenarnya). Karena kalau sebenarnyalah tercipta persaudaraan, niscaya akan membawa kepada permusuhan dengan musuhnya.

4.Di akhirat akan mempunyai dua mulut.
Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai dua muka di dunia, maka pada Hari Kiamat kelak dia akan diberi dua mulut dari api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ad-Darimi dari Ammar bin Yasir)[5]
Jika seseorang diancam akan diberi dua mulut dari api neraka, artinya orang tersebut pun diancam akan dimasukan ke dalam neraka! Al-Alqami mengatakan, “Orang yang bermuka dua ini diberi dua mulut oleh Allah kelak ketika di neraka, karena dulu saat di dunia dia suka mendatangi dua kelompok berbeda dengan muka yang berbeda pula. Setiap kali datang kepada satu kelompok, dia mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dikatakannya kepada kelompok lain. Dia mempunyai dua mulut. Maka Allah pun membuatkan dua mulut baginya di neraka.” Wallahu a’lam”

5.Menciptakan Permusuhan sesama manusia.
Diriwayatkan dari Hammad bin Salamah, bahwa ia berkata: Ada seorang laki-laki yang menjual seorang budak, ia berkata kepada yang membeli: “Tidak ada aib pada diri budak ini kecuali suka memfitnah”, sang pembeli mengabaikan apa yang ada pada budak itu, maka ia pun membelinya. Setelah beberapa hari bersama majikannya, budak itu berkata kepada istri majikannya: “Sesungguhnya suamimu tidak menyukaimu, ia bahkan ingin menjadikanmu sebagai budak, apakah engkau ingin agar ia mencintaimu?” Wanita itu menjawab: “Ya”. Maka sang budak berkata kepada wanita itu: “Ambillah pisau kecil dan potonglah bulu-bulu yang berada di bagian dalam janggut suamimu saat ia tidur”. Kemudian budak itu datang kepada suaminya dan berkata: “Sesungguhnya istrimu telah mempunyai teman pria lain dan ia hendak membunuhmu, apa kamu ingin memastikan hal ini?” Sang suami menjawab: “Ya”, maka budak itu berkata kepada majikannya: “Hendaklah kamu berpura-pura tidur bersama istrimu”. Lalu sang suami berpura-pura tidur kemudian datanglah istrinya dengan membawa pisau kecil untuk memotong bulu-bulu yang terdapat di bagian dalam dari janggut suaminya, hingga suaminya menduga bahwa istrinya hendak membunuhnya, maka ia mengambil pisau itu dari tangan istrinya dan membunuhnya, maka datanglah keluarga istrinya dan membunuh sang suami, lalu datang keluarga suami, hingga terjadilah peperangan antara keluarga suami dengan keluarga istri.
Saudaraku, … demikianlah orang yang bermuka dua, ia berusaha membinasakanmu seakan-akan ia menolong dirimu, maka jangan merasa aman dari pengkhianatan si muka dua itu.

D.Berlidah dua dalam Pewayangan.
Dalam permainan wayang ada seorang tokoh jahat yang bernama Dasamuka. Dasamuka itu sendiri dapat dimaknai sebagai manusia yang berwajah sepuluh (dasa=sepuluh, muka=wajah). Sedang dalam pewayangan, nama Dasamuka adalah nama lain dari Rahwana (arti rah=darah, wana= hutan). Konon, berdasar cerita pewayangan, Dasamuka adalah raja Alengka yang mahasakti dengan aji kesaktian Pancasona. Walaupun sudah mati dibunuh, Dasamuka dapat hidup kembali jika tubuhnya menyentuh tanah. Wataknya angkara murka, sewenang-wenang terhadap rakyatnya dan gemar terhadap para perempuan cantik. Ketika Dasamuka merebut Dewi Shinta(istri Sri Rama) secara licik, sempat diperingatkan oleh adiknya, Gunawan Wibisono. Namun Dasamuka malah tega membunuh Gunawan Wibisono lalu membuang jasadnya ke laut secara rahasia. Sikap Dasamuka terhadap warga kerajaannya tetap tenang seperti biasa, seolah-olah tak pernah terjadi pembunuhan kejam terhadap adiknya sendiri.

sebagian para pelaku politik Dasamuka di Indonesia masa kini sudah ada yang ditangkap KPK dan dipidana penjara.dari tokoh yang dipenjarakan memang pintar berpura-pura seperti Dasamuka. Di depan publik tampak santun dan religius dengan menjabat partai bernafas agamis. Tapi ketika kasusnya dibuka, ternyata juga doyan perempuan dengan dalih nikah siri. Memprihatinkan. Dalam pewayangan, Dasamuka akhirnya perang tanding dengan Rama hanya karena seorang perempuan. Dasamuka beberapa kali mati terkena senjata Rama bernama panah Guwawijaya, namun berulang kali hidup kembali ketika menyentuh bumi. Melihat hal itu, Anoman yang menjadi senopati Rama menindih raga Dasamuka dengan gunung supaya tidak dapat bangun kembali. Tapi bagaimana dalam realitas politik Indoesia nanti? Semoga saja, Anoman penakluk Dasamuka dalam dunia pewayangan itu dapat segera hadir nyata di Indonesia untuk membersihkan praktik politik Dasamuka yang ambisius dan penuh kepura-puraan tersebut. Kalau tidak ada Anoman di Indonesia, jangan-jangan bisa terjadi Baratayudha


Tidak ada komentar:

Posting Komentar