Minggu, 05 Maret 2017

SIKAP ZUHUD DALAM ISLAM

OLEH : MUBAROK,S.Ag
A. DEFINISI  ZUHUD
Menurut Prof.Dr. Harun Nasution, station yang terpenting bagi seorang calon sufi ialah zuhud yaitu keadaan meninggalkan dunia dan hidup kematerian. Sebelum menjadi sufi, seorang calon harus terlebih dahulu menjadi zahid. Sesudah menjadi zahid, barulah ia meningkat menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi sebaliknya tidak setiap zahid merupakan sufi.
Secara etimologis, zuhud berarti “Roghoba ‘ansyai’in wa tarakahu”, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkannya. Zahada fi al-dunya, berarti mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk ibadah.
Menurut Terminologi Zuhud adalah :
الزهد ترك ما لا ينفع في الآخرة والورع : ترك ما تخاف ضرره في الآخرة
Artinya : “Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat.” Dan “Wara’ adalah meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan membahayakan bagi kehidupan di akhirat.”

B. DALIL TENTANG ZUHUD
1. Q.s Al-Hadid : 23 :
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Artinya : “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Al-Hadid: 23)
Memahami ayat di atas, Imam al-Junaid mengatakan :
فالزاهد لا يفرح من الدنيا بموجود ولا يأسف منها على مفقود
Artinya : “Orang yang zuhud tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia”. (Madarij as-Salikin, 2/10).

2. Q.s Al-Qoshos : 77 :

Artinya : “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. [Q.s Al-qoshos : 77]

Menanggapi ayat diatas Habib Abdullah al-Seggaf berkata : Ketika engkau mencari ridha allah bukan berarti engkau harus menyendiri, inggat firman Allah diatas, “La Tansa Nashibaka Minaddunya” janganlah kamu melupakan bagianmu didunia. Banyak orang yang ‘uzlah yang menghindari diri dari masyarakat, keramaian yang Ia katakan tipu daya dunia, untuk memperbaiki rohani, hal seperti ini Allah kurang suka karena urusan Ibadah bukan hanya urusan dengan Allah semata karena ada hak-hak  mahluk yang lain dalam diri kita (hablun min an-nas) namun, yang sebenarnya yang diinginkan Allah itu adalah ‘uzlah nafsiyah, u’zlah ruhaniyah bukanlah ‘uzlah fisik. Anda ditengah-tengah penghianatan, kekacau balauan moral namun tetap istiqomah, jujur hal seperti inilah yang disebut ‘uzlah nafsiyah, yakhtalitin walakin yatamayyazun (berbaur tapi tidak bercampur).

3. Hadits Nabi Saw :

اذا اراد الله بعبد خيرا زهده في الد نيا ورغبه في الاخرة وبصره بعيوب نفسه

Artinya : “Jika Allah menghendaki seorang hamba itu baik, niscaya Allah menjadikan orang itu zuhud terhadap dunia, mencintai akhirat dan Allah memperlihatkan kepada hamba itu akan cacat dirinya”.

C. Zuhud tidak Harus Miskin
Zuhud adalah amal hati, sehingga yang bisa menilai hanya Allah. Karena itu, kita tidak bisa menilai status seseorang itu zuhud ataukah tidak zuhud, hanya semata dengan melihat penampilan luar. Kekayaan dan harta yang dimiliki, bukan standar zuhud. Orang bisa menjadi zuhud, sekalipun Allah memberikan banyak kekayaan kepadanya.
Contoh orang orang yang zuhud :

1.Nabi Daud As. Alloh berfirman :
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Artinya : “Ingatlah hamba-Ku Daud, pemilik kekuatan (dalam melakukan ketaatan). Sesungguhnya beliau awwab (orang yang suka kembali kepada Allah)”. (QS. Shad: 17)

2.Nabi Sulaiman As. Alloh berfirman :
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Artinya : “Kami anugerahkan anak kepada Daud yang namanya Sulaiman. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia awwab (orang suka kembali kepada Allah)”. (QS. Shad: 30)

3.Nabi Ayub As. Alloh berfirman :
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
Artinya : “Kami dapati Ayub adalah orang yang sabar. Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia orang yang awwab (suka kembali kepada Allah).” (QS. Shad: 44).
Anda bisa perhatikan, ketiga nabi mulia dengan ujian yang berbeda, Allah gelari mereka semua dengan kata ‘Awwab’. Daud dan Sulaiman ‘alaihimas salam diuji dengan kekayaan, sementara Ayyub diuji dengan kemiskinan.
D.Hikmah perilaku zuhud
Berikut ini beberapa hikmah yang akan kita peroleh jika berperilaku zuhud :
1.Hatinya tidak mudah gelisah dan sedih
2.Hidupnya tentram, dan damai
3.Tidak terlena dengan kemewahan dunia
4.Tidak sombong
5.Di sukai banyak orang, karena sederhana dan tidak sombong
6.Sabar dalam menghadapi cobaan
7.Bahagia dunia dan akhirat


1 komentar:

  1. Siip, pak ustadz, smg kt bisa mnjd seorng yg zuhud,,, amin ya robbl almn...!!! Di tgg ya ustdz tausiah brktny

    BalasHapus