Selasa, 19 April 2016

BAHAYA BERLIDAH DUA



OLEH: MUBAROK,S.Ag


A.Pengertian Berlidah Dua (Dzullisaanaini)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Berlidah dua artinya adalah :
“Kata-katanya tidak tetap (di sini berkata begini, di lain tempat lain pula bicaranya)”.

Menurut Imam An-Nawawi , “Yang dimaksud dengan orang bermuka dua atau berlidah dua ialah orang yang datang kepada satu kelompok dengan menampakkan seolah-olah dirinya berada di pihak mereka dan berseberangan dengan pihak lawannya. Tetapi dalam waktu yang sama, dia juga datang kepada kelompok lain dan melakukan hal yang serupa”.
Dalam konteks sekarang, orang seperti ini barangkali bisa disebut sebagai oportunis. Orang yang selalu mencari selamat dan tidak mempunyai idealisme. Yang menurut imam ghozali dikatakan sebagai kemunafikan yang sebenarnya.

B.Dalil tentang tercelanya berlidah dua.

1.Q.S  Al-baqoroh ayat 8
Alloh berfirman :
WA MINANNAASI MAN YAQUULUU AAMANNA BILLLAHI WAL YAUMIL AAKHIRI  WAMAAHUM BI MUKMINIIN.
Artinya : “Dan sebagian dari manusia ada yang berkata: ‘Kami percaya kepada Allah dan Hari Kemudian’, padahal tidaklah mereka itu orang-orang yang beriman”. (Q.s Al-baqoroh : 8)

2.HR Bukhori
'Ammar bin Yasir berkata: "Rasulu'llah Saw bersabda:

من كان له وجهان في الدنيا كان له لسانان من نار يوم القيامة
(Man kaana lahu wajhaani fiddun-ya kaana lahu lisaanaani minnaarin yaumal-qiyaamati)

Artinya: "Barangsiapa mempunyai dua muka di dunia, niscaya mempunyai dua lidah dari api neraka, pada hari kiamat".(HR.Bukhori)).

3.HR BUkhori Muslim
Abu Hurairah berkata:  Rosulu'llah Saw  bersabda:

تَجِدُوْنَ مِنْ شَرِّ عِبَادِ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلاَءِ بِحَدِيْثٍ وَهَؤُلاَءِ بِحَدِيْثٍ
(Tajiduuna min syarri ibaadillaahi yaumal-qiyaamati, dzal-wajhainilladzii ya'tii haa-ulaa-i bi-hadiitsin wa haa-ulaa-i bihadiitsin-wa fii laf-dhin aa-khorol-ladzii ya'tii haa-ulaa-i bi-wajhin wa haa ulaa-i bi- wajhin).
Artinya: "Akan kamu dapati diantara hamba-hamba Allah yang jahat pada hari kiamat, orang yang bermuka dua, yang mendatangi mereka ini dengan suatu pembicaraan dan mereka itu dengan suatu pembicaraan". Dan menurut bunyi yang lain: "Yang mendatangi mereka ini dengan suatu muka dan mereka itu dengn suatu muka".(HR Bukhori dan Muslim ).

C.Bahaya Berlidah dua.

1.Dimurkai oleh Alloh
Malik bin Dinar berkata: "Aku membaca dalam Taurat: "Rusaklah amanah, dimana seorang laki-laki serta temannya, dengan dua bibir yang berlainan. Dibinasakan oleh Allah Ta'ala pada hari kiamat, tiap-tiap yang berbibir dua yang berlainan.

Nabi     Saw bersabda:
أبغض خليقة الله إلى الله يوم القيامة الكذابون والمستكبرون والذين يكثرون البغضاء لإخوانهم في صدورهم فإذا لقوهم تملقوا لهم والذين إذا دعوا إلى الله ورسوله كانوا بطاء وإذا دعوا إلى الشيطان وأمره كانوا سراعا
(Abghodlu khaliiqatillaahi ilalloohi yaumal-qiyaamatil-kadz-dzaabuuna wal mustakbiruuna wal-ladziina yuk-tsiruunal-baghdloo-a li ikh-waanihim fii shuduurihim, fa idzaa laquuhum tamallaquu lahum, wal ladziina idzaa du'uu ilalloohi wa rosuulihi, kaanuu buthoo-an wa idzaa du-'uu ilasy-syai thaani wa amrihi kaanuu siro'aa).
Artinya: "Makhluk Allah yang amat dimarahi oleh Allah pada hari kiamat,ialah: orang-orang pendusta, orang-orang sombong dan mereka yang membanyakkan kemarahan dalam dadanya kepada temannya. Apabila mereka bertemu dengan temannya, niscaya mereka berminyak-minyak air. Dan mereka, apabila dipanggil kepada jalan Allah dan Rasul-Nya, niscaya me­reka itu lambat. Dan apabila dipanggil kepada (jalan) setan dan urusannya niscaya mereka itu cepat".(AlHadits).

2.Dianggap sebagi orang Munafik.
Ibnu Mas'ud berkata: "Janganlah ada seseorang kamu itu imma'ah !". Mereka lalu bertanya: "Apakah imma'ah itu ?". Ibnu Mas'ud menjawab: "Orang yang bersikap menurut angin". Mereka (para orang-orang sufi) sepakat, bahwa pertemuan dua orang de­ngan dua muka itu nifaq (suatu kemunafikan). Dan nifaq itu mempunyai banyak tanda. Dan salah satu tandanya adalah berlidah dua.

3.Jika Mati boleh tidak di sholati
Diriwayatkan, bahwa seorang laki-laki dari sahabat Rasulu'llah Saw meninggal. Lalu Hudzaifah tidak bershalat jenazah kepadanya. Maka 'Umar r.a. bertanya kepada Hudzaifah: "Seorang laki-laki dari sahabat Rasulu'­llah Saw meninggal dan engkau tidak bershalat kepadanya". Maka Hudzaifah menjawab: "Wahai Amirul-mu'minin! Karena dia terma­suk orang munafik".

Lalu Umar menjawab: "Demi Allah ! Aku minta tolong padamu, apakah aku ini termasuk diantara mereka atau tidak ?".

Hudzaifah menjawab: "Alloohumma (ya Allah, ya Tuhanku) ! Tidak ! Dan aku tidak merasa aman daripadanya seseorang, sesudah engkau". Kalau anda bertanya: "Dengan apakah orang menjadi berdua lidah dan apa batasnya yang demikian?".

Aku menjawab, bahwa apabila orang itu masuk ke tempat dua orang yang bermusuhan dan ia bersikap mujamalah (berbuat-buat baik) terhadap masing-masing dari dua orang tadi dan benar dalam hal itu, niscaya ia bukan orang munafik dan bukan orang berlidah dua. Karena seseorang kadang- kadang berbuat-buat persaudaraan terhadap dua orang yang bermusuhan. Tetapi persandaran yang lemah itu tidak sampai kepada batas ukhuwwah (persaudaraan yang sebenarnya). Karena kalau sebenarnyalah tercipta persaudaraan, niscaya akan membawa kepada permusuhan dengan musuhnya.

4.Di akhirat akan mempunyai dua mulut.
Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mempunyai dua muka di dunia, maka pada Hari Kiamat kelak dia akan diberi dua mulut dari api neraka.” (HR. Abu Dawud dan Ad-Darimi dari Ammar bin Yasir)[5]
Jika seseorang diancam akan diberi dua mulut dari api neraka, artinya orang tersebut pun diancam akan dimasukan ke dalam neraka! Al-Alqami mengatakan, “Orang yang bermuka dua ini diberi dua mulut oleh Allah kelak ketika di neraka, karena dulu saat di dunia dia suka mendatangi dua kelompok berbeda dengan muka yang berbeda pula. Setiap kali datang kepada satu kelompok, dia mengatakan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dikatakannya kepada kelompok lain. Dia mempunyai dua mulut. Maka Allah pun membuatkan dua mulut baginya di neraka.” Wallahu a’lam”

5.Menciptakan Permusuhan sesama manusia.
Diriwayatkan dari Hammad bin Salamah, bahwa ia berkata: Ada seorang laki-laki yang menjual seorang budak, ia berkata kepada yang membeli: “Tidak ada aib pada diri budak ini kecuali suka memfitnah”, sang pembeli mengabaikan apa yang ada pada budak itu, maka ia pun membelinya. Setelah beberapa hari bersama majikannya, budak itu berkata kepada istri majikannya: “Sesungguhnya suamimu tidak menyukaimu, ia bahkan ingin menjadikanmu sebagai budak, apakah engkau ingin agar ia mencintaimu?” Wanita itu menjawab: “Ya”. Maka sang budak berkata kepada wanita itu: “Ambillah pisau kecil dan potonglah bulu-bulu yang berada di bagian dalam janggut suamimu saat ia tidur”. Kemudian budak itu datang kepada suaminya dan berkata: “Sesungguhnya istrimu telah mempunyai teman pria lain dan ia hendak membunuhmu, apa kamu ingin memastikan hal ini?” Sang suami menjawab: “Ya”, maka budak itu berkata kepada majikannya: “Hendaklah kamu berpura-pura tidur bersama istrimu”. Lalu sang suami berpura-pura tidur kemudian datanglah istrinya dengan membawa pisau kecil untuk memotong bulu-bulu yang terdapat di bagian dalam dari janggut suaminya, hingga suaminya menduga bahwa istrinya hendak membunuhnya, maka ia mengambil pisau itu dari tangan istrinya dan membunuhnya, maka datanglah keluarga istrinya dan membunuh sang suami, lalu datang keluarga suami, hingga terjadilah peperangan antara keluarga suami dengan keluarga istri.
Saudaraku, … demikianlah orang yang bermuka dua, ia berusaha membinasakanmu seakan-akan ia menolong dirimu, maka jangan merasa aman dari pengkhianatan si muka dua itu.

D.Berlidah dua dalam Pewayangan.
Dalam permainan wayang ada seorang tokoh jahat yang bernama Dasamuka. Dasamuka itu sendiri dapat dimaknai sebagai manusia yang berwajah sepuluh (dasa=sepuluh, muka=wajah). Sedang dalam pewayangan, nama Dasamuka adalah nama lain dari Rahwana (arti rah=darah, wana= hutan). Konon, berdasar cerita pewayangan, Dasamuka adalah raja Alengka yang mahasakti dengan aji kesaktian Pancasona. Walaupun sudah mati dibunuh, Dasamuka dapat hidup kembali jika tubuhnya menyentuh tanah. Wataknya angkara murka, sewenang-wenang terhadap rakyatnya dan gemar terhadap para perempuan cantik. Ketika Dasamuka merebut Dewi Shinta(istri Sri Rama) secara licik, sempat diperingatkan oleh adiknya, Gunawan Wibisono. Namun Dasamuka malah tega membunuh Gunawan Wibisono lalu membuang jasadnya ke laut secara rahasia. Sikap Dasamuka terhadap warga kerajaannya tetap tenang seperti biasa, seolah-olah tak pernah terjadi pembunuhan kejam terhadap adiknya sendiri.

sebagian para pelaku politik Dasamuka di Indonesia masa kini sudah ada yang ditangkap KPK dan dipidana penjara.dari tokoh yang dipenjarakan memang pintar berpura-pura seperti Dasamuka. Di depan publik tampak santun dan religius dengan menjabat partai bernafas agamis. Tapi ketika kasusnya dibuka, ternyata juga doyan perempuan dengan dalih nikah siri. Memprihatinkan. Dalam pewayangan, Dasamuka akhirnya perang tanding dengan Rama hanya karena seorang perempuan. Dasamuka beberapa kali mati terkena senjata Rama bernama panah Guwawijaya, namun berulang kali hidup kembali ketika menyentuh bumi. Melihat hal itu, Anoman yang menjadi senopati Rama menindih raga Dasamuka dengan gunung supaya tidak dapat bangun kembali. Tapi bagaimana dalam realitas politik Indoesia nanti? Semoga saja, Anoman penakluk Dasamuka dalam dunia pewayangan itu dapat segera hadir nyata di Indonesia untuk membersihkan praktik politik Dasamuka yang ambisius dan penuh kepura-puraan tersebut. Kalau tidak ada Anoman di Indonesia, jangan-jangan bisa terjadi Baratayudha


Senin, 18 April 2016

BAHAYA GHIBAH [MENGGUNJING]



OLEH : MUBAROK,S.Ag

A.Pengertian Ghibah   

Ghibah adalah membicarakan keburukan/kejelekan/kekurangan orang lain untuk mencari-cari kesalahan orang lain baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriah lainnya.
Ghibah atau menggunjing ini tidak hanya sebatas lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan (media cetak, media online, sms dll), atau dengan menggunakan gerakan tubuh. 

Definisi Ghibah diatas adalah berdasarkan Riwayat bahwa Nabi Saw bersabda:
"Tahukah kamu apakah umpatan itu?”. Para sha­habat menjawab: "Allah dan rasulNya yang lebih tahui".
Lalu Nabi s-.a.w. menjawab:
ذكرك أخاك بما يكرهه
Artinya: "Engkau menyebut saudara engkau dengan yang tidak disukai­nya".
Maka Nabi Saw ditanyakan: "Adakah yang demikian, walaupun pada saudaraku itu benar apa yang kukatakan?". Nabi Saw  menjawab:

إن كان فيه ما تقول فقد اغتبته وإن لم يكن فيه فقد بهته
Artinya: "Jikalau benar apa yang kamu katakan itu, maka engkau telah mengumpatnya. Dan jikalau tidak benar, maka engkau telah berbuat dusta kepadanya" (HR Ibnu Hiban).

B.Contoh Ucapan yang mengandung Ghibah
1.Membicarakan keadaan jasad.
Seperti kata 'Aisyah r.a.: "Masuk ketempat ka­mi seorang wanita. Sewaktu ia berpaling, lalu aku isvaratkan dengan tanganku, bahwa wanita itu pendek. Lalu Nabi صلى الله عليه وسلم . bersabda: "Engkau telah mengumpatnya".(Alhadits).

2.Peniruan.
Seperti berjalan dengan membuat- buat pincang atau sebagaimana orang itu berjalan. Maka itu umpatan. Bahkan lebih berat dari umpatan. Karena yang demikian lebih besar kesannya pada menggambarkan dan memberi pengertian. Sewaktu Rasulu'llah صلى الله عليه وسلم . melihat 'Aisyah, meniru seorang wanita, lalu beliau bersabda:
ما يسرني أني حكيت ولي كذا وكذا
(Maa yasurrunii annii haa-kaitu insaanan wa Iii kadzaa wa kadzaa). Artinya: "Aku tidak senang bahwa aku meniru seseorang manusia, sedang aku mempunyai hal yang demikian dan yang demikian". (Alhadits).

3.umpatan dengan tulisan.
Sesungguhnya pena itu salah satu dari dua lisan. Seorang pengarang yang menyebutkan orang tertentu dan menyalahkan perkataannya dalam bukunya, itu umpatan. Ke­cuali disertai oleh sesuatu kepentingan yang memerlukan kepada menyebutkannya.

Adapun katanya dalam bukunya itu: "Kata suatu kaum demikian", maka tidaklah itu umpatan. Karena umpatan itu menyinggung kepada orang ter­tentu, baik masih hidup atau sudah mati.

C.Hukum Ghibah
Ghibah Hukumnya  haram, berdasarkan :
1.Firman Alloh Q.s Alhujurot ayat 12 :

وَلاَ يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوه وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya : “Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Q.s Alhujurot : 12)

 2.Hadits Riwayat Muslim

كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه حديث كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه أخرجه مسلم
(Kullul-muslimi alal-muslimi haraamun damuhu wa maaluhu wa'irdluhu).
Artinya: "Semua orang Islam terhadap orang Islam itu haram: darahnya, hartanya dan kehormatannya".(HR MUSLIM).

Mengumpat itu menyinggung kehormatan orang. Dan Allah Ta'ala mengumpulkan diantara kehormatan, harta dan darah. Abu Hurairah berkata: "

3.Hadits Riwayat Bukkhori dan Muslim

لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تفاحشوا ولا تدابروا ولا يغتب بعضكم بعضا وكونوا عباد الله إخوانا حديث لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا يغتب بعضكم بعضا وكونوا عباد الله إخوانا متفق عليه
(Laa tahaasaduu wa laa tabaaghadluu wa laa tanaajasyuu wa laa tadaaba-ruu wa laa yaghtab ba'dlukum ba'dlan wa kuunuu 'ibaada'Ilaahi ikhwaanaa).
Artinya: "Janganlah kamu dengki-mendengki, janganlah marah-memarahi, janganlah tambah-menambah pada berjual-beli dan lainnya, janganlah belakang-membelakangi dan janganlah mengumpat satu sama lain! Adalah kamu semua hamba Allah bersaudara!".(HR Bukhori & Muslim).

D.Bahaya Ghibah

1.Dosanya lebih berat dari pada dosa zina
Dari Jabir dan Abi Sa'id, yang mengatakan: "Rasulu'llah Saw bersabda:
Artinya :"Awaslah daripada mengumpat! Karena mengumpat itu lebih keras dari zina. Sesungguhnya seseorang terkadang ia berzina dan bertobat. Maka di- terima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan tobatnya. Dan sesungguhnya seorang yang mengumpat, tiada akan diampunkan dosanya sebelum diampuni oleh temannya yang diupatnya itu".(HR Ibnu Abid-dunya).

2.Disiksa di dalam Neraka
Anas berkata: "Rasulu'llah Saw  bersabda:
مررت ليلة سري بن على أقوام يخمشون وجوههم بأظافيرهم فقلت يا جبريل من هؤلاء قال هؤلاء الذين يغتابون الناس ويقعون في أعراضهم
(Marartu lailata usria bii 'alaa aqwaamin yakhmisyuuna wujuuhahum bi- adhaa-fiirihim fa qultu: yaa Jibriilu man haaulaa-i? Qaala: Haaulau-illad- ziina yaghtaabuunan-naasa wa 1'uuna fii a'raadlihim)
Artinya: "Aku lalu pada malam aku.di-isra'kan, pada beberapa kaum (golongan), yang mencakar mukanya dengan kukunya. Lalu aku bertanya: "Hai Jibrail! Siapakah mereka itu?". Jibrail menjawab: "Mereka itu ialah orang-orang yang mengumpat manusia dan terperosok memperkatakan ke­hormatan orang". (HR Abu Dawud).

3.Dimasukan keneraka pada barisan Pertama.
Dalam Kitab Ihya ‘Ulumudin diterangkan bahwa Allah Ta'ala menurunkan wahyu kepada Na­bi Musa a.s. yang maksudnya:
"Barangsiapa meninggal dengan tobat dari mengumpat orang, maka dia adalah orang yang penghabisan masuk sorga. Dan barangsiapa meninggal dengan berkekalan mengumpat orang, maka dia adalah orang pertama masuk neraka".

4.Dianggap sebagai orang yang memakan daging saudaranya.
Anas berkata: "Rasulu'llah Saw menyuruh manusia berpuasa satu hari. Lalu beliau bersabda:

لا يفطرن أحد حتى آذن له
(Laa yuf-thiranna ahadun hattaa aadzana lahu)
Artinya: "Jangan seorang pun membuka puasanya sebelum aku izinkan". Maka berpuasalah manusia. Sehingga ketika hari sudah petang, lalu seo­rang laki-laki datang kepada Rasulu'llah Saw seraya berkata: "Wahai Rasulu'llah! Aku terus puasa, izinkanlah aku berbuka!". Lalu beliau me ngizinkannya berbuka. Kemudian datang lagi seorang, demi seorang. Se­hingga datanglah seorang laki-laki, seraya berkata: "Wahai Rasulu'llah! Dua orang anak gadis dari keluargamu (dari suku Qurasy) terus-menerus berpuasa. Mereka malu datang kepada engkau. Maka izinkanlah keduanya membuka puasanya!".

Lalu Rasulu'llah Saw berpaling muka dari orang itu. Kemudian, ia mengulangi lagi meminta izin. Maka Rasulu'llah Saw berpaling muka la­gi. Kemudian, laki-laki itu mengulangi pula meminta izin. Lalu Rasulu'llah Saw menjawab: "Kedua anak gadis itu tidak berpuasa. Bagaimana ber­puasa orang yang sejak dari siang harinya, memakan daging manusia. Pergilah kamu, lalu suruhlah keduanya, kalau benar ia berpuasa, supaya ia muntah!".

Lalu laki-laki tersebut kembali menjumpai kedua anak gadis itu. Maka ia menceriterakan kepada keduanya apa yang disuruh oleh Rasulu'llah Saw Lalu keduanya muntah. Maka masing-masing memuntahkan sepotong darah beku.

Kemudian, laki-laki itu kembali kepada Nabi Saw lalu menceriterakan apa yang terjadi. Maka Rasulu'llah Saw menjawab:

والذي نفسي بيده لو بقيتا في بطونهما لأكلتهما النار
(Wal-ladzii nafsii biyadihi, lau baqi-yataa fii buthuuni-himaa la-aka-lathu- man-naaru).
Artinya: "Demi Allah yang nyawaku dalam TanganNya. Jikalau darah be­ku itu terus berada dalam perutnya, niscaya keduanya akan dimakan api neraka".(HR. Ibnu Abi Dun-ya).

Diriwayat bahwa Sewaktu Rasulu'llah Saw merajam (menghukum mati) Ma'iz bin Malik Al-As-lami lantaran berzina, lalu seorang laki-laki berkata kepada teman­nya: "Orang ini mati ditempat, seperti anjing mati ditempat". Maka lalulah Rasulu'llah Saw bersama kedua orang tadi dekat suatu bangkai. Lalu Ra­sulu'llah Saw  bersabda: "Makanlah dari bangkai ini!". Kedua orang ter­sebut bertanya: "Wahai Rasulu'llah! Kami makan bangkai?". Rasulu'llah Saw menjawab: "Apa yang kamu peroleh dari saudaramu itu (Ma’iz) adalah lebih busuk dari bangkai ini!". (HR. Abu Daud dan Nasai).

E.Tanbih (Peringatan)

1.Hendaklah amal kebaikan kita jangan dicampuri dengan ghibah.
Pernah diterangkan kepada Nabi Saw tentang seorang wanita yang banyak shalatnya dan puasanya. Akan tetapi ia menyakiti tetangganya dengan lidahnya. Lalu Rasulu'llah Saw bersabda: "Wanita itu dalam neraka"(HR Ibnu Hiban dan AlHakim).

2.Jika ada orang yang mengghibah maka berilah pertolongan kepada orang yang di ghibah.
Nabi Saw bersabda:
من أذل عنده مؤمن فلم ينصره وهو يقدر على نصره أذله الله يوم القيامة على رؤوس الخلائق
(Man udzilla indahu mu'minun, fa lam yanshurhu, wa huwa yaqdiru 'alaa nashrihi. adzalla-hullahu yaumal-qiamati 'alaa ru-uusil-khalaa-iqiy.
Artinya: "Barangsiapa dihinakan disisinya seorang mu'min, lalu tidak ditolongnya, padahal ia sanggup menolongnya, niscaya ia dihinakan oleh Al­lah pada hari kiamat dihadapan orang banyak".(HR Ahmad dan Tabrani).

Abud-Darda' berkata: "Rasulu'llah Saw bersabda: "Barangsiapa menolak dari penghinaan kehormatan saudaranya yang dilakukan dengan umpatan, niscaya adalah hak atas Allah menolak dari penghinaan kehormatannya pada hari kiamat".(Alhadits). 

Nabi Saw bersabda pula: "Barangsiapa menjaga kehormatan saudaranya yang dilakukan dengan umpatan, niscaya adalah hak atas Allah memerdekakannya dari api neraka".(Alhadits).

3.Jika ada orang berghibah maka cegahlah dan palingkan kepada Husnudzon.
Malik bin Dinar berkata: "Nabi Isa a.s. bersama para shahabatnya (Al-hawariyyun) lalu dekat bangkai anjing. Lalu shahabatnya itu berkata: "Alangkah busuknya bau anjing ini!". Maka Nabi Isa a.s. menjawab: "Alangkah sangat putih giginya!". Seolah-oleh beliau a.s. melarang mereka mengum­pat anjing dan memberitahukan kepada mereka, bahwa tidaklah disebut sesuatu dari makhluk Allah, melainkan yang baiknya saja". Ali bin Al-Husain r.a. mendengar seorang laki-laki mengumpat orang lain. Lalu beliau berkata kepadanya: "Jagalah dari mengumpat! Karena mengumpat itu hidangan anjing-anjing manusia".

4.Gunakan lisan untuk banyak berdzikir.
Umar r.a. berkata: "Selalulah engkau berzikir (menyebut-mengingat) akan Allah!. Karena berzikir itu obat. Dan jagalah daripada menyebut manu­sia! Karena itu adalah penyakit".

5.Perbanyak melihat kekurangan diri
Pepatah mengatakan: “Kuman diseberang lautan tampak, gajah dipelupuk mata ti­dak tampak”.