Rabu, 15 Maret 2023


 TIGA MACAM MANUSIA MENURUT IMAM GHAZALI

Dalam kesempatan lain Mubarok,S.Ag Penyuluh Agama Islam Negerikaton Kabupaten Pesawaran menyampaikan didepan Jamaah Desa Tritunggal, bahwa didalam Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Ghazali membagi manusia menjadi tiga macam, yaitu :

1. Salimun, Orang yang selamat, yaitu golongan orang orang yang didalam hidupnya senantiasa menjalankan perkara perkara yang wajib, tidak menjalankan perkara perkara sunah, tetapi segala larangan larangan Allah mereka tinggalkan.

2. Rabihun, Orang yang beruntung, yaitu golongan orang orang yang didalam kehidupannya senantiasa melaksanakan perkara perkara wajib, dan juga melaksanakankan perkara perkara yang sunah, disamping itu mereka juga meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah dan RasulNya.

3. Khasirun, Orang yang rugi, yaitu golongan orang orang yang dalam kehidupan sehari harinya mereka enggan menjalankan perkara wajib, enggan menjalankan yang sunah, dan senang menjalankan perkara perkara yang mengandung unsur maksiat.

Imam Ghazali menghimbau kepada seluruh manusia agar bersungguh sungguh berusaha untuk menjadi golongan yang beruntung ( Rabihun ), Jika tidak mampu maka jadilah golongan yang selamat ( Salimun ), dan jangan sampai menjadi golongan yang rugi ( Khasirun ).

    Sebelum menutup Tausiahnya, Mubarok mengajak kepada jamaah agar selalu hidup rukun dan damai kepada sesama manusia, baik kepada yang sesama Muslim maupun kepada yang non Muslim.
Islam adalah Agama yang senantiasa mengajak hidup damai dan rukun, dan bukan Agama yang mengajak manusia untuk saling membenci dan bermusuhan. Demikian Pungkasnya.




Selasa, 14 Maret 2023


 PUASA DALAM PERSPEKTIF TASAWUF IMAM GHAZALI

Jum'at 10 Maret 2023 jam 14.00 WIB, Mubarok,S.Ag seorang Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Negerikaton Menyampaikan Bimbingan dan Penyuluhan kepada Jamaah MT. Al-Ikhlas Desa sidomulyo tentang sunah sunah puasa dan Puasa dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali.

    Dalam Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 90 orang jamaah ibu ibu Majlis Ta'lim tersebut.
Mubarok menyampaikan materi :

A. Sunah sunah Puasa adalah "Mengakhirkan Sahur, menyegerakan berbuka menggunakan buah kurma atau seteguk air sebelum shalat Maghrib, berlaku dermawan, dan i'tikaf di hari 10 Akhir bulan Ramadhan, demikian penjelasannya.

B. Menurut Tasawuf Imam Ghazali Puasa itu dibagi 3 tingkatan, yaitu :
1. Shaumul 'umum ( Puasanya orang awam ), yaitu Mencegah diri dari makan, minum, bersenggama dan segala hal yang dapat membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari.
Puasa pada tingkatan ini, orang awam hanya sekedar menggugurkan kewajiban, dan belum dibarengi dengan meninggalkan perbuatan perbuatan khilaf dan dosa. Sehingganya belum begitu bisa merubah prilaku dan akhlak pelakunya untuk menjadi takwa.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang artinya "Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa apa dari puasanya, kecuali hanya lapar dan dahaga"
2. Shaumul Khusus ( Puasanya orang orang khusus yaitu orang shalih dan bertakwa ) yaitu " Mencegah seluruh anggota tubuh seperti lisan, mata, telinga, tangan, kaki, kemaluan, dan lain lain dari segala perbuatan haram dan akhlak yang tercela".
Puasa semacam ini akan membentuk perubahan besar pada pelakunya, hingga membentuk kepribadian yang baik dhahir batin, baik ucapan, perbuatan, dan bersih hatinya.
Sehingga dalam keseharianya ia akan menjadi sosok manusia yang santun dan menyebarkan kebaikan dimasyarakatnya. Dan inilah yang dimaksud dengan la'allakum Tattaqun.
Puasa yang dilakukan oleh orang khusus bukan berarti meninggalkan puasanya orang awam. maksudnya disamping  ia menjaga seluruh anggota tubuhnya untuk tidak berbuat dosa, ia juga tetap melakukan puasa yang berupa tidak makan dan tidak minum seta tidak bersenggama disiang hari.
3.Shaumul Khususil Khusus ( Puasanya orang terkhusus yakni para Nabi dan Para Wali Allah ), yaitu "Menjaga hati dari merenungkan dan menyaksikan Allah S.w.t".

Bimbingan ini disampaikan dengan harapan agar kita dapat menaikan kualitas puasa kita dari puasa awam kepuasa khusus, walaupun mungkin sulit untuk naik kepuasa khususul khusus.
sehingga kita dapat menjadi golongan orang orang yang selamat dan bahagia dari dunia sampai akhirat.
Aamiin.


 AKTUALISASI NILAI ISRA' MI'RAJ DALAM KEHIDUPAN

Mubarok,S.Ag sebagai Penyuluh Agama Islam Kecamatan Negerikaton melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan Agama kepada Siswa siswi SMA.N 1 Kecamatan Negerikaton dalam acara Istighasah dan Peringatan Isra' Mi'raj Nabi besar Muhamad S.a.w yang diselenggarakan pada hari Jum'at 10 Maret 2023 jam 09.00 WIB.
    Dalam Tausiahnya, Mubarok menyampaikan tentang beberapa nilai isra' mi'raj yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari hari, diantaranya :
1. Isra' merupakan Perjalan Nabi Muhamad S.a.w dari Masjidil haram ke masjidil Aqsha.
Hal ini mengandung Pelajaran untuk kita semua, yaitu setiap kita juga harus selalu mengadakan perjalanan hidup, semisal berjalan dari kebodohan menuju kepada berpengetahuan, perjalanan dari sifat malas belajar menuju rajin belajar, perjalanan dari prilaku kurang baik menuju berprilaku baik, dan lain sebagainya.
Selain itu kita juga sangat dianjurkan untuk sering mengadakan kegiatan kebaikan dari masjid kemasjid.
Nabi Muhamad ketika Hijrah dari Mekah kemadinah, sesampainya dimadinah yang dibangun pertama kali adalah Masjid, bukan yang lainnya, hal ini disebabkan karena selain untuk beribadah kepada Allah, masjid juga berfungsi untuk menyatukan umat, dan membentuk kader kader pejuang islam.
Dengan demikian maka melalui peringatan ini, mari kita jadikan Masjid sebagi tempat kita menempa diri dalam kebaikan, sebagai tempat belajar Agama, sehingga kita bisa menjadi orang yang sukses dunia dan Akhirat.
2. Ketika Isra' Mi'raj Nabi Muhamad di bimbing oleh seorang Malaikat yaitu Malaikat Jibril yang terus membimbing Nabi dari Mulai berangkat hingga berjumpa kepada Allah, dan terus membimbing Nabi dalam kehidupan sehari harinya. ini berarti Nabi Muhamad selalu hidup bersama dengan Gurunya yaitu Jibril.
Hal ini adalah pelajaran bagi kita semua, yaitu dalam mengarungi kehidupan sehari hari kita harus memiliki guru yang terus membimbing kita kearah kebaikan dan keselamatan dunia aakhirat.
3. Ketika Isra' Mi'raj Nabi Muhamad juga memakai kendaraan dari Surga yaitu Buraq.
Dinamakan Buraq karena ia selalu berjalan bagaikan kilat, begitu berangkat sekejap itu pula ia akan sampai. ini berarti pada Zaman itu Nabi sudah memakai Alat Transportasi yang sngat canggih.
Hari ini kita juga mengadapi alat yang begitu canggih, semisal internet. kalau zaman dahulu, sebelum ada internet, kita ingin berdialog dengan saudara di jawa maka kita harus berangkat kejawa terlebih dahulu, sekarang kita cukup menggunakan Hp; dizaman dulu kalau kita mau kirim surat kejawa, kita harus menulis dilembaran kertas kemudian kita kirim lewat kantor post dan seminggu kemudian surat tersebut baru bisa sampai kejawa, dizaman sekarang kita cukup menulis lewat sms atau WA, begitu dikirim bisa langsung sampai tanpa hitungan detik. oleh karenannya gunakanlah digitalisasi ini sebagai alat atau sara berbuat dan menyebarkan kebaikan, bukan sebaliknya.
4. Mi'raj adalah perjalan Nabi dari Masjidil aqsha menuju kelangit dan terus ke sidratul muntaha, dan terus melaju keatas.
arah atas adalah simbol kemulyaan, hal ini mengajarkan agar kita juga senantiasa berusaha menjadi orang yang mulya didunia dan diakhirat.
Dan kemulyaan itu bisa diraih setelah ada usaha dan perjuangan hidup. ini berarti "Siapa yang ingin Mulya maka ia harus mau berusaha dan berjuang".
Yang ingin Mulya dengan Ilmunya maka ia harus rajin belajar, siapa yang ingin mulya dengan harta maka ia harus rajin bekarja, dan siapa yang ingin mulya hidup disurga maka ia harus rajin ibadah, beramal shalih, beraqidah yang benar, dan baerbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan.
5. Akhir dari peristiwa adalah Nabi berjumpa dengan Allah dan mendapat tugas menjalankan Shalat 5 waktu. ini berarti kita harus senantiasa berusaha untuk bisa selalu berhubungan dengan Allah Tuhan kita dan selalu menjalankan Shalat 5 waktu dalam setiap harinya.

Demikian Tausiah yang disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam kecamatan Negerikaton, semoga bermanfaat.


PUASA DALAM PERSPEKTIF TASAWUF 

Mubarok,S.Ag, Penyuluh Agama Islam Fungsional Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran menyampaikan Mau'idhatul hasanah pada acara Songsong Ramadhan yang diadakan di Masjid Al-ikhlas Kantor kementerian Agama Kabupaten Pesawaran pada hari Senin 13 Maret 2023 jam 09.00 pagi sampai selesai.
          Acara tersebut dihadiri oleh Para Pejabat Kankemenag dan Seluruh ASN beserta Ibu ibu Dharmawanitanya.
         Dalam Acara tersebut, Mubarok,S.Ag Menyampaikan Tausiahnya dengan Tema "Puasa menurut Konsep Tashawuf".

Dengan Tema Tersebut ia berharap agar dirinya dan jama'ah bisa meningkatkan Kualitas Ibadah Puasa Ramadhan nanti, yakni tidak hanya sekedar lapar dan haus yang diperoleh, tetapi juga mendapatkan Ridha dan Rahmat Allah, sekaligus dapat mengadakan perubahan diri kearah pribadi yang lebih baik, yakni baik dhahir dan baik batin, baik perbuatan, baik ucapan dan baik hati.

        Dalam Ceramahnya ia mengatakan bahwa dalam konsep tasawuf, Puasa itu ada 3 macam, yaitu  Puasa Syari'at, Puasa Thariqat dan Puasa Hakikat.
1. Puasa Syari'at adalah "Mencegah diri dari makan, minum dan bersenggama disiang hari". 
    Pada tahap ini orang yang melakukan puasa hanya sekedar menggugurkan kewajiban, yang penting 
    ia tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan persenggamaan sejak terbitnya fajar hingga ter-
    benamnya matahari. disamping itu lidah dan anggota anggota tubuh lainya ia biarkan untuk melaku
    kan berbagai kemaksiatan. maka berlakukah Hadits Nabi yang artinya "Betapa banyak orang orang 
    yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa apa dari puasanya  kecuali lapar dan haus".
    Puasa seperti ini tentu  belum bisa mengadakan perubahan prilaku kearah yang lebih baik bagi pela
    kunya.
2. Puasa Thariqat, yaitu "Mencegah semua anggota tubuh dari perbuatan perbuatan yang haram yang di
    larang oleh Agama; dan mencegah hati dari sifat sifat yang tercela seperti riya, ujub dan lain seba
    gainya, baik diwaktu siang maupun diwaktu malam.
    Puasa semacam ini tentu akan dapat membawa perubahan besar bagi pelakunya, sebagai contoh ada
    lah "Sang pelaku Puasa tidak akan pernah menggunakan lisannya untuk menggunjing, memfitnah, 
    berdusta, mencaci maki, menyebar kebencian serta perpecahan, dan lain sebagainya".
            Jika Puasa Syari'at dan Puasa Thariqat dipadukan jadi satu dan dikerjakan secara bersama sama
    maka sudah barang pasti sang pelaku puasa akan menjadi sosok manusia yang baik, berbudi luhur, 
    shalih dan bertakwa. Dan Puasa semacam inilah yang dimaksud oleh Allah s.w.t didalam Al-qur'an.
3.  Puasa Hakikat, yaitu " Mencegah hati dari merenungkan dan menyaksikan  selain  Allah s.w.t".
     Puasa tahap ketiga ini adalah puasa yang biasa dilakukan oleh para Nabi dan wali wali Allah S.w.t,
     dengan tanpa meninggalkan Puasa Syari'at dan Puasa Thariqat seperti tersebuat diatas.
              Dan Tahapan Puasa Hakikat ini akan menimbulkan pelakunya  menjadi sosok manusia
     yang Arif billah dan Muqarabin atau manusia yang sempurna,

Demikian Mau'idhatul hasanah yang disampaikan oleh Mubarok,S.Ag sang Penyuluh Agama Islam 
yang bertugas di KUA Kecamatan Negerikaton, yang ia ambil dari Kitab Sirul Asrar karya Syekh Ab
dul Qadir Aljilani Q.s. dan Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali.
Semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.