Kamis, 01 Desember 2022

 

ISI KANDUNGAN Q.S  YAASIIN AYAT 1 – 6

Oleh : Mubarok,S.Ag

 

Yaa siin (QS. Yasin ayat 1)

Artinya : Hanya Allah yang mengetahui maksudnya ( Q.s. Yasin ayat 1 ) 

Isi Kandungan :

Allah memulai surah ini dengan huruf Yà Sìn. Pada surah-surah sebelumnya telah dibicarakan mengenai awal surah yang dimulai dengan huruf-huruf abjad. Pada kesimpulannya disebutkan bahwa pendapat yang terkuat menetapkan huruf-huruf abjad itu dimaksudkan sebagai peringatan untuk membangkitkan minat orang yang membacanya kepada hal-hal penting yang akan disebutkan dalam ayat-ayat sesudahnya. Tetapi, dari riwayat Ibnu 'Abbas diperoleh keterangan bahwa ya sin bermakna ya insan (wahai manusia) yakni wahai Muhammad. Demikian pula pendapat Abu Hurairah, 'Ikrimah, adh-ahhak, Sufyan bin Uyainah dan Sa'id bin Jubair. Menurut mereka, ya sin berasal dari logat Habsyah. Sedang Malik yang meriwayatkan dari Zaid bin Aslam menyebutkan arti ya sin adalah kependekan dari nama-nama Allah. Ada lagi yang berpendapat ya sin ringkasan dari kalimat "Ya Sayidal Basyar", yakni Nabi Muhammad sendiri. Atau ia adalah salah satu nama dari Al-Qur'an. Namun demikian, mayoritas ulama menyerahkan arti ya sin kepada Allah. (untuk lebih jelasnya, lihat tafsir surah al-Baqarah/2: 1) (Tafsik Kemenag RI).

 

Wal-qur`ānil-akīm (QS. 36:2)

Artinya : Demi Al Quran yang penuh hikmah, (QS. Yasin ayat 2)

Isi Kandungan :

Allah bersumpah dengan Al-Qur'an yang penuh hikmah. Ada beberapa arti hikmah yang disarikan dari pendapat-pendapat ahli tafsir yakni: kata "hikmah" di sini muhkam, berarti yang telah pasti benarnya, dan tidak mungkin terdapat di dalamnya sesuatu yang batil (tidak benar) baik makna lafadh, tujuan, hikmah, kisah, hukumnya, dan lain-lain walaupun ditinjau dari segi apa pun. "Hakim" adalah suatu sifat yang dimiliki oleh orang yang berakal (cerdas). Demikian halnya Al-Qur'an, dengan hikmah yang dikandungnya memberi bekal kehidupan manusia untuk menyucikan hati mereka dan memberi rasa kepuasan rohani. Dengan kesucian hati dan kejernihan pikiran, akan terbuka rahasia-rahasia yang terkandung di alam ini. Al-Qur'an memberi bimbingan hidup yang penuh dengan kebijaksanaan, segala ajarannya sejalan dan harmonis dengan pikiran yang sehat dan kehendak nafsu yang terkendali, yakni jalan pikiran yang menuju ke arah kemaslahatan manusia.

 Innaka laminal-mursalīn (QS. 36:3)

Artinya : Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (QS. Yasin ayat 3) 

Isi Kandungan :

Aku bersumpah bahwa sungguh, engkau adalah salah seorang dari rasul-rasul, wahai Nabi Muhammad. Engkau Kami utus untuk mengingatkan manusia dan memberi mereka petunjuk guna meraih kebahagiaan di dunia dan akhir. Ayat ini menyatakan bahwa tujuan sumpah Allah dengan Al-Qur'an yang mengandung hikmah itu adalah pernyataan bahwa Nabi Muhammad merupakan salah seorang di antara para rasul Allah yang diutus membawa kebenaran. Hal ini merupakan penolakan tegas terhadap orang-orang yang tidak memercayai Muhammad sebagai rasul Allah.

'alā irāim mustaqīm (QS. 36:4)

Artinya : (yang berada) diatas jalan yang lurus, (QS. Yasin ayat 4)

Isi Kandungan :

Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah berada pada jalan yang lurus. Hal ini sebagai penegasan bahwa agama dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad itu adalah benar, lurus, berasal dari Allah. Salah satu ciri dari risalah Muhammad selalu berada pada jalan yang lurus. Kebenaran yang dibawanya jelas, tanpa mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan. Syariat Muhammad saw tidaklah cenderung mengikuti keinginan hawa nafsu manusiawi, tetapi senantiasa mendorong manusia menuju kepada kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Firman Allah:
Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus. (asy-Syura/42: 52)

Tanzīlal-'azīzir-raīm (QS. 36:5)

Artinya : (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, (QS. Yasin : 5)

Isi Kandungan :

Ayat ini dengan tegas menentukan kedudukan Al-Qur'an, yakni kitab suci yang berasal dari Allah, bukan kitab suci hasil karangan manusia. Allah telah menyatakan kepada para hamba-Nya agar memahami hakikat kitab suci yang diturunkan-Nya, yaitu dari Zat Yang Maha Perkasa, yang bertindak seperti apa yang dikehendaki-Nya, tetapi Dia juga Maha Penyayang kepada hamba-Nya. Kasih sayang itu tertuang dalam Al-Qur'an yang mengandung rahmat bagi seluruh manusia.
Arti yang serupa dengan ayat ini adalah:
Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam. (asy-Syu'ara'/26: 192)
 

Litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfiln (QS. 36:6)

Artinya : Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai. (QS. Yasin ayat 6)

Isi Kandungan :

Adapun hikmah penurunan Al-Qur'an antara lain untuk memberi peringatan kepada bangsa Arab yang belum pernah diutus kepada mereka seorang rasul. Dalam ayat ini disebutkan kerusakan moral bangsa Arab akibat sifat lalai dalam hati mereka. Hati yang lalai ialah hati yang tidak melaksanakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Mereka adalah bangsa Arab keturunan Nabi Ismail yang belum pernah dikirim seorang rasul pun kepada mereka. Oleh karena itu, mereka belum mengenal syariat yang membawa manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Adapun kata qaum yang mengandung pengertian khusus ditujukan kepada bangsa Arab saja, tidak mengubah maksud risalah yang sebenarnya, yakni tertuju kepada seluruh manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua. (al-A'raf/7: 158)

 

Rabu, 30 November 2022

 

                     TIGA KELOMPOK MANUSIA MENURUT IMAM ALGHOZALI

                                                Oleh : Mubarok,S.Ag

Didalam Kitab Bidayatul Hidayah, imam Alghozali berpendapat bahwa manusia itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Salimun, 2. Robihun, 3. Khosirun.

 Keterangan :

1. Salimun, yaitu kelompok orang orang  yang selamat dalam hidupnya, baik kehidupan dunia maupun Akhirat.  Dan mereka itu adalah :

    a). Orang orang yang istiqamah didalam mengerjakan perkara perkara yang  fardu, seperti Shalat                  lima waktu, Puasa Ramadlan, Zakat, haji, dan lain lain.

    b). Mereka belum mau mengerjakan perkara perkara yang sunah, seperti belum mau Shalat Rawatib,            tahajud, dhuha, puasa hari senin dan kamis, dan lain lain.

    c). Dan didalam hidupnya mereka senantiasa  meninggalkan perkara perkara maksiat.

2. Robihun, Yaitu kelompok orang orang yang beruntung dalam hidupnya, baik didunia maupun di            akhirat. Dan mereka itu adalah :

    a). Orang orang yang istiqamah didalam mengerjakan perkara perkara yang  fardu, seperti Shalat                  lima waktu, Puasa Ramadlan, Zakat, haji, dan lain lain.

    b).  Mereka juga sudah  mau mengerjakan perkara perkara yang sunah, seperti Shalat Rawatib,                       tahajud, dhuha, puasa hari senin dan kamis, dan lain lain.

     c). Dan didalam hidupnya mereka senantiasa  meninggalkan perkara perkara maksiat.

3. Khosirun, Yaitu Kelompok orang yang rugi dalam hidupnya, baik didunia maupun diakhirat, Dan           Mereka itu adalah :

     a). Orang orang yang sudah senang berIbadah  tetapi juga masih senang berbuat maksiat ( STMJ                   =Shalat terus, maksiat jalan )

      b). Orang orang yang sudah tidak mau bermaksiat, tetapi juga belum mau beribadah.

      c). Orang yang masih senang bermaksiat, dan belum mau beribadah.  Intinya “ belum mau                            beribadah fardhu dan sunah, dan belum mau meninggalkan keburukan”

 

Rabu, 06 Juli 2022

 

ISI KANDUNGAN AL-QUR'AN SURAT AL-KAUTSAR

Oleh : Mubarok,S.Ag


1.Al-Qur’an Surat Al-Kautsar ayat  1

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (QS. Al-Kausar ayat 1)

Tafsir Ringkas Kemenag Kementrian Agama RI

Wahai Nabi Muhammad, sungguh Kami telah memberimu nikmat yang banyak dan langgeng, meliputi kenikmatan duniawi maupun ukhrawi, seperti kenabian, Al-Qur’an, syafaat, telaga di surga, dan sebagainya.

Tafsir al-Jalalain  [ Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi ]

(Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu) hai Muhammad (Al-Kautsar) merupakan sebuah sungai di surga dan telaga milik Nabi saw. kelak akan menjadi tempat minum bagi umatnya. Al-Kautsar juga berarti kebaikan yang banyak, yaitu berupa kenabian, Alquran, syafaat dan lain sebagainya. 

Tafsir Ibnu Katsir  [ Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir ]

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Al-Mukhtar ibnu Fulful, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Beliau bersabda kepada mereka, atau mereka bertanya kepada beliau Saw., "Mengapa engkau tersenyum?" Maka Rasulullah Saw. menjawab, "Sesungguhnya barusan telah diturunkan kepadaku suatu surat." Lalu beliau membaca firman-Nya: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: l), hingga akhir surat. Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Tahukan kalian, apakah Al-Kautsar itu?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah bersabda:

Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga, padanya terdapat kebaikan yang banyak, umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat; jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, "Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu."

2.Al-Qur’an Surat   Al-Kautsar  ayat  2

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (QS. Al-Kausar : 2)

Tafsir Ringkas Kemenag Kementrian Agama RI

Karena itu, sebagai rasa syukurmu kepada Tuhanmu, maka laksanakanlah salat dengan ikhlas semata-mata karena Tuhanmu, bukan dengan tujuan ria; dan berkurbanlah demi Allah dengan menyembelih hewan sebagai ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Tafsir al-Jalalain  [ Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi ]

(Maka dirikanlah salat karena Rabbmu) yaitu salat Hari Raya Kurban (dan berkurbanlah) untuk manasik hajimu.

Tafsir Ibnu Katsir  [ Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir ]
Yakni sebagaimana Kami telah memberimu kebaikan yang banyak di duni adan akhirat, antara lain ialah sebuah sungai yang sifat-sifatnya telah disebutkan di atas; maka kerjakanlah salat fardu dan salat sunatmu dengan ikhlas karena Allah dan juga dalam semua gerakmu. Sembahlah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan sembelihlah korbanmu dengan menyebut nama-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya. Hal yang senada disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Katakanlah, "Sesungguhnya salatku, ibadahku. hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah diperintahkan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”(Al-An'am: 162-163)

Tafsir Quraish Shihab [ Muhammad Quraish Shihab ]

Dan jika kamu telah diberikan hal tersebut, maka kerjakanlah selalu salat dengan penuh ikhlas, dan sembelihlah kurbanmu sebagai bentuk kesyukuranmu atas karunia yang telah dilimpahkan kepadamu dan kebaikan yang diberikan khusus untukmu.

3.Al-Qur’an Surat Al-Kautsar  ayat 3

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. (QS. Al-Kausar ayat 3)

Tafsir Ringkas Kemenag Kementrian Agama RI

Sungguh orang-orang yang membencimu dan mengacuhkan hidayah yang engkau bawa, dialah orang yang terputus. Tidak hanya terputus jejaknya, mereka pun dijauhkan dari rahmat Allah dan segala kebaikan. Keteladanan dan kebaikanmu akan terus menjadi pembicaraan sepanjang zaman dan keturunanmu akan terus mewarisi kebaikanmu.

Tafsir al-Jalalain [ Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi ]

(Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu) yakni orang-orang yang tidak menyukai kamu (dialah yang terputus) terputus dari semua kebaikan; atau putus keturunannya. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang yang bersikap demikian, dia adalah 'Ash bin Wail, sewaktu Nabi saw. ditinggal wafat putranya yang bernama Qasim, lalu 'Ash menjuluki Nabi sebagai Abtar yakni orang yang terputus keturunannya.

Tafsir Ibnu Katsir  [ Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir ]
Yakni sesungguhnya orang yang membencimu, hai Muhammad, dan benci kepada petunjuk, kebenaran, bukti yang jelas, dan cahaya terang yang kamu sampaikan; dialah yang terputus lagi terhina, direndahkan dan terputus sebutannya. Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-As ibnu Wa-il.

Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari yazid ibnu Ruman yang mengatakan bahwa dahulu Al-As ibnu Wa-il apabila disebutkan nama Rasulullah Saw., ia mengatakan, "Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah seorang lelaki yang terputus, tidak mempunyai keturunan. Apabila dia mati, maka terputuslah sebutannya." Maka Allah menurunkan surat ini.

Dan diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa makna: sesungguhnya orang-orang yang membencimu. (Al-Kautsar: 3) Yakni musuhmu. Pendapat ini lebih mencakup dan meliputi semua orang yang bersifat dan berkarakter demikian, baik dari kalangan mereka yang telah disebutkan di atas maupun yang lainnya.

ikrimah mengatakan bahwa al-abtar artinya sebatang kara. As-Saddi mengatakan bahwa dahulu mereka apabila meninggal dunia keturunannya laki-laki mereka, maka mereka mengatakannya abtar (terputus keturunannya). Dan ketika putra-putra Nabi Saw. semuanya meninggal dunia, maka mereka mengatakan, "Muhammad telah terputus." Maka Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus. (Al-Kautsar: 3)

Pendapat ini senada dengan apa yang telah kami sebutkan di atas yang mengatakan bahwa abtar ialah orang yang tidak mempunyai keturunan laki-laki. Maka orang-orang kafir Quraisy itu mengira bahwa seseorang itu apabila anak-anak lelakinya mati, maka terputuslah sebutannya.

Padalah tidaklah demikianlah kenyataannya, bahkan sebenarnya Allah mengekalkan sebutan Nabi Saw. di hadapan para saksi dan mewajibkan syariat yang dibawanya di atas pundak hamba-hamba-Nya, yang akan terus berlangsung selamanya sampai hari mereka dihimpunkan untuk mendapat pembalasan. Semoga salawat dan salam-Nya terlimpah-kan kepadanya selama-lamanya sampai hari kiamat.

Tafsir Quraish Shihab  [ Muhammad Quraish Shihab ]

Sesungguhnya orang yang membencimu adalah terputus dari segala kebaikan.